Jumat, 02 Maret 2018

Sajak untuk Presiden

Selamat pagi Tuan Presiden,
seperti biasa kami tak ingat lagi segala janji
kampanye kemarin
tapi percayalah,
di sepanjang langkah Tuan
batu batu menyimpannya aman
setelah angin mencatat dengan tinta alam
dan air sungai akan memantulkan kembali
ketika Tuan lupa
dan matahari akan menyusupkan ke dalam darah kami
manakala Tuan tak lagi peduli
dibungkam bisik bisik mati
Tuan pasti mendengar bisik hati kami, bukan?

Selamat siang Tuan presiden,
setiap jengkal dari Sabang hingga Merauke
adalah emas, intan, berlian, permata
adalah minyak, gas, uranium, bauksit
adalah sumber daya manusia tanpa batas
jangan kepada kata mereka Tuan peruntukkan
apalagi kepada mimpi yang kami kunyah tiap hari
di berbagai koran
di seluruh kanal tivi
di internet
bahkan di warung kopi
tapi begini begini saja hidup kami
membanting tulang dan mengucurkan keringat hingga darah
demi sekepal nafas esok hari
sementara kekayaan perut Pertiwi
hanya singgah di buku buku sejarah
Tuan pasti mendengar bisik hati kami, bukan?

Selamat petang Tuan Presiden,
warna saga di senja barat semakin menua
seperti perjalanan negri ini
riuh, gempita, eforia, dan berujung sunyi
seperti liuk dan seok langkah para jelata
ditelikung telengas harga harga
dilindas mimpi mimpi belaka
Tuan pasti mendengar bisik hati kami, bukan?

Selamat malam Tuan Presiden,
kami masih menghitung bintang
demi gigil mulut dan perut anak anak kami
sebab mereka tidak mengenal kata nanti
selamat beristirahat, selamat tidur
Tuan pasti mendengar bisik hati kami, bukan?

mungkin esok, kami tak bertemu pagi


Kaki Merapi, 25 Maret 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUJAN PAGI

 hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...