Jumat, 02 Maret 2018

Sajak Kebun Teh

dik,
sesekali tengoklah lagi kebun teh Pucung
pada hampar hijau pucuknya,
sudah aku tulis sebuah sajak untukmu
tentang bebatuan di jalan setapak
tentang rimbun dedaun teh
dan tentang semilir pada rautmu
semua menyimpan rapat kisah kita
melalui setiap seduh dan sruput pelancong di sana

dik,
mari susuri lagi jejak kita
di lereng Lawu pernah kita basah bersama
engkau tertawa sambil mengembangkan lenganmu
sementara aku musti berjibaku menenangkan jantungku
yang tiba tiba sesak oleh kerlingmu

di situ,
aku tinggalkan catatan sajak diam
tentang rindu yang terbakar malam

rupanya benar kata orang orang
menjelajahi ruang ruang hati di karanganyar
adalah mengguratkan garis garis cinta yang tak pernah samar
seperti sajak untukmu
yang kutulis di hampar kebun teh dan lereng Lawu

Jogja, 7 September 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUJAN PAGI

 hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...