Rabu, 28 September 2011

Lagu Asmara

Kekasih,
awan berkejaran mengarak matahari mengusap hati kita
kilaumu dedaunan pagi berpucuk embun,
sekejap mengurai pesona merasuk jiwa.
Senyummu melodi pemain harpa mendawaikan lenguh cintanya
dia tebarkan nada menelusup udara,
menyesaki kepala kita tentang asmara berdansa di awan.

Kekasih.
Kukirimkan rindu lewat denting angin menelusup hatimu,
agar mimpimu berselimut hangat angan kita.


Kaki Merapi, 20 Agustus 2011

Masih Kubaca Catatan Tanah Ini

Masih kubaca jejak catatan tanah ini
genang nanah dan sedu tangis membayangi rintih negri
perutperut menantang dengan tulang dada terpanggang
di emperemper toko, di trotoar, di perempatan jalan
di kolong jembatan, di pinggir kali, di gubukgubuk berdempetan
seperti ikan asin dalam terik jemuran
bersanding perutperut menantang penuh gajih bergoyang
di pusat perbelanjaan, di hotel mewah, di gedung pencakar langit
di restoran, di layar televisi

Masih kubaca catatan hari ini negri ini
genang darah dan jerit ngeri membungkam retorika basi
tubuhtubuh berceceran, berjuta lalat hinggap merubung luka
dentum ideologi buta meledak di manamana
sedang di gedung megah katakata berserakan kehilangan makna
menebar pesona saling berebut menggagahi kuasa
dan menghisap tandas para jelata

Masih kubaca berita negri ini
Aku pingsan berdiri


Yogyakarta, 29 September 2011

Sepi

Sepi menampar rasaku
suwung, wang, wung...


Kaki Merapi, 3 Agustus 2011

Laila

Sejenak usai dera samsara
jalan masih panjang
sajadah juang masih harus tergelar
untuk rengkuh pendarnya
Laila, aku menunggumu


Kaki Merapi, 3 September 2011

Gemetar

Tiba-tiba kau hadir merobek tirai rasa
deras darahku berdesir
waktu seketika berhenti
kembali kau sisakan lunglai pada ngiluku
Duhai sayang,
jemariku gemetar melukis rautmu dalam angan


Kaki Merapi, 24 September 2011

Aku Ingin


aku ingin senantiasa berlayar telusuri lautan jaman
mendekap segala ombaknya,
mencumbu seluruh buihnya
dan meluruh dalam buai tidurnya


Yogyakarta, 28 September 2011

Rinduku Ngilu

Sajak Kolaborasi 4:
Abah Yoyok (Cisauk)
Erny Susanty (Jakarta)
Romadhoni Onie (Minang)
RB. Edi Pramono (Yogyakarta)

Kau hadir merobek tirai rasa
deras darahku berdesir
waktu seketika berhenti
kembali kau sisakan lunglai pada ngiluku

Tak kupungkiri pesona magismu
aku terlena, aku beringsut, aku berlalu
mengejar bayangku

dan angin mengalir
daun daun gugur di beranda hati
tembang trenyuh sekar megatruh
gemantung di langit rubuh

Tambat itu telah lama lepas
namun biduk ini tak juga lalu
perlahan akhirnya hujan membasuh
semua kata yang menjangkar di sana

Duhai sayang,
jemariku gemetar melukis rautmu dalam angan.


26 September 2011

Menanti

tuliskan sajak untukku kekasih, agar penuh hatiku
pagi ini embun telah menguap sebelum matahari menyapa
dendang burungpun kedap disekap remang
gigil hatiku pada harap senyummu


Kaki Merapi, 27 September 2011

Minggu, 25 September 2011

HOPE

And history of the earth has claimed
through breath and sweat, blood and fame,
no horrors and nightmares shall bear a name
but evil of all forms that plays the game
lets every soul burnt without flame
and death shall dance for there's no shame,
that truth is truth though often stained
that hurts be healed when love remains
that peace for bloody tears shall come to change

And history of the earth has claimed
that hope is the true core of the game.


Kaki Merapi, 25 Sept 2011

RINDU

Sesak dan kesah rindu pada tiap titik pori
dan butir darah menangkup seluruh waktu
menelusur sungaisungai rasa,
menggolakkan hasrat tergurat penuh di dinding jiwa
melahirkan buncah gelombang menderas

Sesak dan kesah rindu melautkan malam
pada sajaksajak cinta yang mengalun dalam bisik angin
merasukkan saga senja dalam tari cinta para angsa

Duhai rindu, aku ingin tenggelam dalam lautmu


Kaki Merapi, 25 Sept 2011