Selasa, 19 Juli 2011

Fading Joy


The sky is dark and cold and gloom
and thy fragrance of love to the mist disperses;
Slowly our memories creep out of the room
where once united our two universes.
Flirting my soul with thy fading smiles,
the moon launches my senses to the emptiness.
Shall I bridge the distance of a thousand miles
and bring thee back to swim in the sea of madness?

Tonight thou come to my silent rim;
oh sweet rose, I lost the wind thou breeze,
it slips away and come what may.
Hence, through the leaves I whisper my dream
and let the bees thy crimson joy squeeze
and bequeath this love to dim light to slay


Kaki Merapi, 19 Juli 2011

Aku Titipkan Senyum

Aku titipkan senyum pada embun
pagi yang tiap kali mengetuk jendela hatimu
usapkan pada rona pipimu jika kau merindu
Kusampirkan harap pada rindang daunan di sisi kamar
jika kau bangun nanti,
ia akan merambati sekujur nadi
dan geliatmu leburkan renjana yang lama tersekam.
Aku pergi mengusung pagi,
tapi tak kutinggalkan senja
karena rautmu adalah penghuni abadi
alir nadiku

Mari bersendau meski lewat bayang
biar tak terasa bahwa jarak terentang


Kaki Merapi, 19 Juli 2011

Minggu, 17 Juli 2011

Kita Menari di Alir Sungai Susu

Kau dengar tadi mama,
mereka bergumam, sebagian bersenandung pujian untukmu.
Masih ada yang menitikkan bening memantulkan rautmu
yang meneduhku dari sengkarut rasa.
Sejenak kuedarkan mata pada kumpulan raut yang ada;
mestinya asing engkau karena bukan mereka
yang sering bercanda di beranda kita.
Aih, mestikah ada beda di sana?

Orangorang berkata bahwa 1000 adalah batas pemisah
dunia kita; tidak begitu bagiku. Waktu tak punya
kuasa atas darah yang mengaliri nadiku.
Engkau hanya berlalu sesaat menyiapkan tempat
bagi kita bertemu seperti dulu selalu
kau siapkan segala sesuatu untukku.

Bersuka citalah engkau dalam perjamuan kudusNYA
di sampingnya kelak aku berdansa di kemah Junjungan Agungku
kita menari di alir sungai susu.


Malang, 21 Juli 2011