meramu rembulan dan matahari
di tubuhmu
gelinjang sesaat yang nir waktu
gemuruh rasa di kedalaman sunyi
kau dan aku
dan detak nadi yang memburu
Jogja, 24 Agustus 2017
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Rabu, 07 Maret 2018
Aku Tembangkan Kidung
aku tembangkan kidung
untuk tanahku yang tengah dirundung
luka luka jaman
suara suara mulai sunyi
ditikam curiga paling tajam
aku tembangkan kidung
sandyakala batin yang bersambung
oleh warta warta kental dusta
membumbung di udara
dihisap nafas nafas nyalang
maka banyak kepala berubah hampa
ditelikung pedih paling palung
aku tembangkan kidung
tanahku tengah berkabung
Jogja 20 Juli 2017
untuk tanahku yang tengah dirundung
luka luka jaman
suara suara mulai sunyi
ditikam curiga paling tajam
aku tembangkan kidung
sandyakala batin yang bersambung
oleh warta warta kental dusta
membumbung di udara
dihisap nafas nafas nyalang
maka banyak kepala berubah hampa
ditelikung pedih paling palung
aku tembangkan kidung
tanahku tengah berkabung
Jogja 20 Juli 2017
Sudah Lelah
aku sudah lelah menyaksikan
ketakwarasan demi ketakwarasan dipertontonkan
aku sudah lelah membaca
akrobatik kata kata secara hina
berita berita di media massa utama
seolah obat sariawan untuk luka jiwa
dikucurkan kebohongan serupa hujan
di balik malam semuanya berkelindan
aku lelah mendengar kabar
puja puji terus menggelinding liar
sementara perih demi perih terus membakar
menipu diri sudah menjadi kebutuhan dasar
ahh,
bahkan iblis jauh lebih jujur
03 Oktober 2017
ketakwarasan demi ketakwarasan dipertontonkan
aku sudah lelah membaca
akrobatik kata kata secara hina
berita berita di media massa utama
seolah obat sariawan untuk luka jiwa
dikucurkan kebohongan serupa hujan
di balik malam semuanya berkelindan
aku lelah mendengar kabar
puja puji terus menggelinding liar
sementara perih demi perih terus membakar
menipu diri sudah menjadi kebutuhan dasar
ahh,
bahkan iblis jauh lebih jujur
03 Oktober 2017
Tahta
aku membaca tumpukan kata usang
diulang dan diulang
perhelatan hasrat purba dipertontonkan
dipergunjingkan
raut muka datar seolah tanpa dosa
lupa telah menabung segunung luka
berceceran di emperan jalanan
aku melihat ronggeng menari di mata mereka
birahi tanpa henti di tahta hewani
gerombolan berdasi sibuk mematut diri
menyelipkan jelata di balik rok mini
meja hidangan dan masakan belulang
kuah darah melimpah
tahta demikian serakah
balas dendam penuntasan hutang
jangan tanya hati, empati, atau peduli
sudah dicukupkan dalam tulisan
di kertas kertas mati
dan di televisi
hari ini aku saksikan
para kurcaci menjadi srigala jalang
dengan leher bertali kekang
dan sang dalang tertawa mengangkang
ohh, kekuasaan, kekuasaan
tahta tak lebih sekedar mainan
dan jelata siap dipilih dan dikorbankan
Jogja, 21 Juli 2017
diulang dan diulang
perhelatan hasrat purba dipertontonkan
dipergunjingkan
raut muka datar seolah tanpa dosa
lupa telah menabung segunung luka
berceceran di emperan jalanan
aku melihat ronggeng menari di mata mereka
birahi tanpa henti di tahta hewani
gerombolan berdasi sibuk mematut diri
menyelipkan jelata di balik rok mini
meja hidangan dan masakan belulang
kuah darah melimpah
tahta demikian serakah
balas dendam penuntasan hutang
jangan tanya hati, empati, atau peduli
sudah dicukupkan dalam tulisan
di kertas kertas mati
dan di televisi
hari ini aku saksikan
para kurcaci menjadi srigala jalang
dengan leher bertali kekang
dan sang dalang tertawa mengangkang
ohh, kekuasaan, kekuasaan
tahta tak lebih sekedar mainan
dan jelata siap dipilih dan dikorbankan
Jogja, 21 Juli 2017
Thy Beauty
And I see
among the splendors of mist,
the rainbow shines of thy face
riding the softest breeze
caressing my eyes
and kissing my dreams
with thy endless beauty
O, let me gather the leaves of light
and the drips of rain
to save thy beauty
and subdue the wholeness of me
in thee
And I see
among the rays of thy charms
a vast bed of green grass
to lay down myself
in the beauty of thine
Jogja, 04 Agustus 2017
among the splendors of mist,
the rainbow shines of thy face
riding the softest breeze
caressing my eyes
and kissing my dreams
with thy endless beauty
O, let me gather the leaves of light
and the drips of rain
to save thy beauty
and subdue the wholeness of me
in thee
And I see
among the rays of thy charms
a vast bed of green grass
to lay down myself
in the beauty of thine
Jogja, 04 Agustus 2017
Langganan:
Postingan (Atom)