Rabu, 21 November 2012

Palestina

1/
peluru berdesingan di kepala
asap mesiu sesak segala dada
tubuhtubuh terserak tak lagi utuh
di kuburan dangkal puing runtuh
mimpi usai sebelum penuh

2/
pinjam sebentar catatanmu
bukankah damai yang kaujanjikan
ada di situ
atau barangkali malaikat lupa
menuliskannya

3/
ini tanahku, tanah nenek moyangku
lantas siapakah ku?
sebab telah lama padam lelampu
dan gulita masih saja bisu
kecuali erang dan rintih

4/
orangorang membangun pabrik kembang api
sorai pada letupletup maut
pesta tahun baru tak pernah usai
seperti darah mereka tak henti menyungai di jalanan
damai
sepertinya ada yang sengaja mencuri

5/
Gaza bermandi bara
malam penuh anakanak petir
rambutnya menguap
gigil
para lelaki berjajar sangkur dan bedil
para wanita menampi doa mengharap fajar


Kaki Merapi, 22 November 2012

Selasa, 20 November 2012

November di Gigil Rindu

aih, kerinduan bulan november
gigil dingin dan kabut
dedaunan basah dan angin angkuh
kesah wajahmu dan semerbak tubuhmu
adalah sembab pagi yang kujumput
adalah secangkir kopi malam yang kusruput
dalam-dalam
dalam-dalam
sebab waktu dan rindu tlah membuka pintunya lebar
maka mari kita masuk
tanpa perlu lagi mengetuk



Yogyakarta, 21 November 2012

Elegi Negriku

tanahku membara gelegak
sebab hujan berebutan dari pagi hingga pagi
sementara para hati gigil gemeretak
sebab tak lagi tumbuh pohon empati
apalagi kasih

di sini carut, di sana marut
di sini teracung parang dan badik
di sana senapan-senapan membidik
riuh jerit dan teriak erang melaut
siapa bertanya tentang kasih

kemarau baru saja beranjak pergi
orang-orang berteguh memeluknya
sebab hujan dan dingin mulai melantunkan elegi
dan berderak segala pintu negri
di sini dan di sana, di mana-mana


Kaki Merapi, 21 November 2012