Kamis, 02 Agustus 2012

Pernah

pernah kucoba tulis rasa yang gelayut di ruasruas hati
tak bisa kutemui huruf untuk mengawali
maka kugumamkan pada angin
serupa kembang kusisipkan di hatimu yang dingin

pernah pula coba kugambar ronamu
tak juga kudapati titik awal yang satu
maka kubisikkan saja pada mimpi malam
biar terpatri sendiri di sluruh sadarku terdalam

pernah kau tanya tentang cinta
sungguh aku penuh di dada dan riuh di kepala
tetapi katakata sudah menyerah pada senyap
bahkan desahpun sudah jauh terlelap

duhai, tidakkah kau tahu
sesungguhnya cinta ini dirimu
yang tak pernah henti di dada meletup
walau hanya satu degup


Kaki Merapi, 3 Agustus 2012

Rabu, 01 Agustus 2012

Lamunan

suara jengkerik bersautan
kuhitung satusatu
kelam mengejekku
kusambit dia dengan lenguh
berjatuhan buah gundah di dedaun lusuh
senyap memungut pendarnya
bergelincir dalam keringat sesah

satusatu butir rekah kurekat
tetapi asa digumul resah
malam tertatih
matahari enggan berpindah
waktu serupa siput
lelap dalam mimpi mentah


Kaki Merapi, 1 Agustus 2012

Sajak Untuk Zeby


sosokmu adalah peluru hidup menembusi rasa
dan kau mengerling
debar menggeletar
titiktitik pori muaikan hasrat

kala menggelinding denganmu
lekuk jalan menjadi gelinjang
liuk jalan menjadi geliat berdesah
dan memacumu
bak renjana gelegakkan darah

menatapmu dalam diam
geriap senyap pada hasrat terurai malam
maka biarlah belai mesra kita
lahirkan buah rindu tak berkesudahan
rasa melayang di awan


Kaki Merapi, 27 Juli 2012

Senin, 30 Juli 2012

Lelaki Berkawan Kabut

lelaki itu berkawan kabut
waktu kembali berjelaga
sementara buku jarinya mulai berbincang
dengan garisgaris waktu

hidup hanyalah satu berlimpah mata
melingkar, menekuk, melempang, menyudut
riung pada yang tak pernah sujud
dia tersenyum, entah pada siapa

bocahbocah telanjang bermain air, pasir, dan lumpur
tulangtulang mereka tengah berbincang dengan angin
apa adanya,
selalu begitu
selalu jujur

lelaki itu berkawan kabut
dan bocahbocah belum mengenal kerut


Kaki Merapi, 21 Juli 2012

Katakata

aku tersedak pada kerling anakanak telanjang
gigi mereka mengilaukan matahari sejati
warna yang mulai tersaput kabut geriap
riuhnya katakata kuasa

lembayung masih berwarna sama
pun angin yang tercecap
tak berubah
tapi sakit tak lagi trasa
karena ambang tlah ditebas riuh kata

siapa yang mengayuh sampan di pagi buta
di tengah belantara gagap
dadadada penuh cinta
kata cinta senyap
tak perlu riuh kata
tatkala saling jiwa penuh rasa


Kaki Merapi, 20 Juli 2012

gigil

gigil itu masih menusukiku
meski sudah kusruput secangkir senyummu
hangat


Kaki Merapi 16 juli 2012