Takbir menggetar membelah angkasa
pada lapis jiwa yang mengeras batu
memberi gores-gores darah hitam
menggumpal karena keangkuhan.
Di setiap jeda adalah perih hati melayu
hidup menjadi jejak catatan yang melangkah goyah
oleh doa serupa desah pada timbunan dosa
menyampah di setiap aliran darah.
Di setiap jeda adalah liuk hasrat
termangu di simpang keyakinan,
hitam putih mengabur dalam jejak langkah
tersujud pada gigil doa-doa keinginan dan pertobatan
tersungkur pada rimba kemunafikan
belantara kekelaman.
Takbir menggetar membelah angkasa
doa-doa dan dosa-dosa menjadi gelimang
tobat kehilangan sukma
karena mengeras batu jiwa-jiwa kembara
dan menggumpal darah hitam
oleh keangkuhan.
Yogyakarta, November 2010