Sosok itu tiba-tiba menghampiri
tubuh kering
berjubah penuh
wajah tanpa kulit
seringai dan mata kosong
Dihentakkan kaki
pada landas bumi
dia menunggang dengan congkak
ombak mendongak
musik gemuruh mengiringi
Maka bumi berdendang
gedung-gedung menjulang adalah penarinya
tangan-tangan berpegangan
seiring, senada paduannya
Dia meniup seruling, mendengking
hamparan selimut cair tegak berdiri
kencang berlari menyongsong para penari
percumbuan alam
melantakkan yang perkasa
meninggalkan puing-puing
dan ribu regang nyawa...
Kaki Merapi, april 2011
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Rabu, 06 April 2011
Senin, 04 April 2011
Teriak Sunyi
Dia berteriak dengan sunyi kepada sang Tiada
untuk reruntuhan rasa bersimbah darah
Tuhanku, sudah bermegah aku untuk salib
besi yang Kau sematkan di pundakku
sudah bertasbih aku untuk koyak moyak
terserak dan mulai mengerak
Kakiku menggigil oleh bara
jalan yang kutempuh setapak retak
seperti hatiku yang tak terbuat dari batu
Aku belum ingin dentangkan lonceng
meski melepuh dan berguguran
nafasku
maka kutanya engkau,
"Kemana harus kuhancurkan sesak ini
saat sandarku merapuh?"
Dia berteriak sepenuh bumi
teriak sunyi
parau pada hati
Kaki Merapi, awal April 2011
untuk reruntuhan rasa bersimbah darah
Tuhanku, sudah bermegah aku untuk salib
besi yang Kau sematkan di pundakku
sudah bertasbih aku untuk koyak moyak
terserak dan mulai mengerak
Kakiku menggigil oleh bara
jalan yang kutempuh setapak retak
seperti hatiku yang tak terbuat dari batu
Aku belum ingin dentangkan lonceng
meski melepuh dan berguguran
nafasku
maka kutanya engkau,
"Kemana harus kuhancurkan sesak ini
saat sandarku merapuh?"
Dia berteriak sepenuh bumi
teriak sunyi
parau pada hati
Kaki Merapi, awal April 2011
Langganan:
Postingan (Atom)