Senin, 24 Oktober 2011

Teratai Cinta

kutengok hatiku, melingkar-lingkar di pusaran air kehidupan
timbul tenggelam
melambaikan cinta di setangkai kayu tua
yang gemetar digerogoti sejarah
sedang kau sibuk menghitung anak tangga dan
tak pernah mencapai puncak

sudahlah lupakan semua
bukankah telah kita semai cinta di awal musim hujan
agar tumbuh menjadi teratai tempat para katak
bermain dan bernyanyi riang
sementara ikanikan berenang berkejaran dan sembunyi
di bawahnya

tetapi waktu memang tak pernah berpihak
ia merayap, berlari, terbang, melesat tak perduli
cinta tlah menjalarkan akarnya di sekujur urat nadi
membiarkan tumbuh meliar, mengganas
menggerogoti tulang sisakan ngilu
menghisap darah sisakan luruh
sejarah purba yang selalu baru

kita saling tatap di bentang jarak dan waktu
dan bunga teratai berbiak menyemak
aku tergolek di dasar genang
tak lagi mampu menghitung jumlah


Kaki Merapi, 25 Oktober 2011