Kamis, 30 Desember 2010

Sebuah Warta

Sebuah warta
membawa langit runtuh
menghujamkan ceceran sembilu
pada seluruh asa di kepala
mengundang lebah-lebah berdengung
mematuki madu yang baru tumbuh di jantung
seperti pohon di musim kemarau panjang
dedaunan meranggas menyisakan kerontang
seperti besi tertumpah dari tungku bakar
menyisakan leleh berserakan

Sebuah warta
membawaku seribu kelu



Yogya, penghujung 2010

Bayangan

Sepotong sajak teronggok di kepala
tentangmu
ia bercakap soal perasaan,
soal cinta
kata orang tanpa noda,
tanpa cela
bila rasa tlah bercabang, itu hanya
bayangan
semu
tak sejati
aku tlah tersedak cinta
bayangan


Yogyakarta, desember 2010

Rabu, 29 Desember 2010

Seraut Wajah

Seraut wajah
memburai pada embun angkasa
menyisakan serpihan airmata runtuh pada tanah
tempatku berpijak
menelusup menyisir nadi
mematuk jantungku
aku gemetar
terlepas sendi

Seraut wajah, lelah
meremas jalinan sarafku

Tuhanku,
inikah dosa itu?


Lereng Merapi, penghujung tahun 2010

Minggu, 26 Desember 2010

Ada Yang Mengusikku

Ada yang mengusik porosku
ributkan senja hidupku
menghadirkan realita baru pada sudut masa
yang semestinya laut biru
Cinta tanpa keriuhan
adalah jalan
buntu dengan sesak kendaraan
membisu


Lereng Merapi, ujung desember 2010

Di Teras Rumah

Aku duduk di teras rumah
baru saja usai hujan rimbun tercurah
anakku dari lelapnya terbangun
mendekat dan rebah di pangkuan
wajahnya kupandangi
beginilah aturan hidup
senja semakin menua
harus siap diantar sang pagi
menuju peraduan abadi


Lereng Merapi, ujung desember 2010

Usai Hujan di Desa


Hujan baru saja usai
ladang singkong dan jagung menebarkan aroma
tanah basah
dedaunan masih meneteskan sisa-sisa air hujan
oleh angin sebagian rontok menghiasi jalan
terlindas kaki-kaki kendaraan yang lewat
membisu
Beginilah menuju senja
ada yang hilang saat usai hujan di desa
sekejap angin dan sepintas hujan
membawamu merana


Lereng Merapi, ujung desember 2010