Selembar kertas teronggok di pojok ingatan
hurufhurufnya merah meleleh pada raut muka
Serupa darah
Pada tiap titik senja
berdentam seribu desah di selembar kertas
dan katakata menggelinjang memburai
Serupa resah
Telah menari kakikaki airmata pada tiap henti
jeda nafas dalam telut sujud tanpa raut
airmata bersabung dengan sengau katakata
melusuhkan kertas ingatan di sudut kepala
Serupa lara
Maka harus kuhujamkan rindu
pada laut yang paling laut
pada jurang yang paling jurang
pada relung yang tak lagi raung
Maka harus kubakar rasa hingga tanpa sisa
hanya serpih mengudara memerih mata
Katakata lunglai pada selembar kertas ingatan
merepih,
memerih,
mencerai rintih
Aku,
selembar kertas yang merindui api
Kaki Merapi, 3 Agustus 2011
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Selasa, 02 Agustus 2011
Senin, 01 Agustus 2011
Tetes Peluh Merah
Pernah kita menyabung rasa di sudut kelam
pelepah daun mendengkingkan serapah
karena peraduannya kita rampas
untuk menggelinjangkan ruah madu hitam kita.
Maka kitapun lelap didekap renjana purba.
Pernah kita berbaku kata manis berselimut duri
menjajal angan hasrat yang tak kenal tunai
tapi kita tak sanggup menderu
karena kita disandera kejujuran,
direjam buah renjana.
Tiba-tiba kau hadir bersama angin
menumpahkan pucuk-pucuk duri di kepalaku
mendera jantungku dengan ujung lidah paling jarum.
Sakau jiwaku.
Layaknya engkau adalah mawar liar
mengundang gairah
dan mengguratkan tetes peluh merah.
Yogyakarta, 31 Juli 2011
pelepah daun mendengkingkan serapah
karena peraduannya kita rampas
untuk menggelinjangkan ruah madu hitam kita.
Maka kitapun lelap didekap renjana purba.
Pernah kita berbaku kata manis berselimut duri
menjajal angan hasrat yang tak kenal tunai
tapi kita tak sanggup menderu
karena kita disandera kejujuran,
direjam buah renjana.
Tiba-tiba kau hadir bersama angin
menumpahkan pucuk-pucuk duri di kepalaku
mendera jantungku dengan ujung lidah paling jarum.
Sakau jiwaku.
Layaknya engkau adalah mawar liar
mengundang gairah
dan mengguratkan tetes peluh merah.
Yogyakarta, 31 Juli 2011
Langganan:
Postingan (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
it's already late, my love the dusk is left behind you find no more songs of birds so soft let's set courses in the hallows of mi...
-
the morning comes and caresses your face and I hold your name along my days I swear to the sun of the love I slipped in your dream I di...
-
Baru saja terlempar dari balik jendela selembar tisu tergolek di tanah basah jelaga mata tlah terbuang secuil gelisah pada patahnya Gem...