Anakku, maafkan aku yang penakut
karna tak bisa menjadi tempatmu bergayut,
maafkan aku yang hanya berkata-kata
tak mampu berbuat apa-apa,
yang tidak bejuang, hanya berkubang dalam khayalan,
hanya bergelut dengan kata-kata berkabut.
Maafkan aku karena lidah yang kelu,
jiwa yang beku, hati yang membatu,
dan pikiran yang tak tentu,
dan tak berani merengkuhmu penuh rindu.
Anakku, tak pantas untukmu aku menjadi pahlawan
karena patah angan sebelum berjuang,
karena tak bisa menepis garis,
karena tak bisa menebas batas,
karena tak berdepan untuk berkurban,
karena dan berjuta lagi karena,
hingga mendekapmu dalam pelukan rindu
hanya khayalan semu,
hingga menimangmu dalam dekapan cinta
hanya ada sebatas angan.
Anakku, maafkan aku.
Kelak kau dewasa dan mengerti kata,
aku tlah tanamkan padamu luka,
dan bertumbuh dengan pupuk dusta berbalut cinta;
kelak kau dewasa dan mengerti cinta,
aku tlah torehkan dalam jiwamu duka abadi
karena kejujuran yang tlah tertikam mati.
Anakku, maafkan aku,
meski tak cukup berharga aku
untuk terima maaf darimu.
Jogja, Agustus2009
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Senin, 16 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
it's already late, my love the dusk is left behind you find no more songs of birds so soft let's set courses in the hallows of mi...
-
the morning comes and caresses your face and I hold your name along my days I swear to the sun of the love I slipped in your dream I di...
-
Baru saja terlempar dari balik jendela selembar tisu tergolek di tanah basah jelaga mata tlah terbuang secuil gelisah pada patahnya Gem...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar