Puasaku menapak jalan menikung
dan batu kerikil tercecer dari hati, terserak di pematang iman,
menjadi duri dari kegelisahan
dan mengguratkan bulir-bulir sesal.
Puasamu menjejak tanah hampa,
menebar debu kata-kata dalam gaung doa
yang ditelan dinding-dinding masjid tua.
Senyap.
Kau berdiri menghambur nafas kesturi dunia,
pada geletar harap jiwa-jiwa yang gersang meradang.
Puasa kita menunggang buih laut,
membuncah mewarna semesta,
menepi, dan melunglai di pantai;
terseduh pasir hampa.
Senyap.
Tanyalah pada langit tentang puasa semesta,
maka akan kau kata pada bumi bahwa
kau terpenjara kata;
bicaralah pada riuh belantara,
maka akan kau kata pada geriap senyap bahwa
puasa tlah terkurung laba-laba.
Lalu bisik lirih angin berdentam,
"puasa adalah saat kau hilang"
ahh...
Lereng Merapi, medio Agustus 2010
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Sabtu, 14 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
it's already late, my love the dusk is left behind you find no more songs of birds so soft let's set courses in the hallows of mi...
-
the morning comes and caresses your face and I hold your name along my days I swear to the sun of the love I slipped in your dream I di...
-
now heaven has the rain to share the aroma of anxiety fills the air soon words of hell pour this land as the arena of wordy fists on hand...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar