Sabtu, 14 Agustus 2010

PUASA

Puasaku menapak jalan menikung
dan batu kerikil tercecer dari hati, terserak di pematang iman,
menjadi duri dari kegelisahan
dan mengguratkan bulir-bulir sesal.

Puasamu menjejak tanah hampa,
menebar debu kata-kata dalam gaung doa
yang ditelan dinding-dinding masjid tua.
Senyap.
Kau berdiri menghambur nafas kesturi dunia,
pada geletar harap jiwa-jiwa yang gersang meradang.

Puasa kita menunggang buih laut,
membuncah mewarna semesta,
menepi, dan melunglai di pantai;
terseduh pasir hampa.
Senyap.

Tanyalah pada langit tentang puasa semesta,
maka akan kau kata pada bumi bahwa
kau terpenjara kata;
bicaralah pada riuh belantara,
maka akan kau kata pada geriap senyap bahwa
puasa tlah terkurung laba-laba.

Lalu bisik lirih angin berdentam,
"puasa adalah saat kau hilang"
ahh...

Lereng Merapi, medio Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUJAN PAGI

 hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...