Senin, 30 Agustus 2010

Luka Ini Sunyi

Sekejap laraku terbanting pada senyummu,
saat kau lambaikan angin berpasir dari hatimu.
Apakah engkau yang hadir menunggang kuda liar
dari surga mimpi?
Karna jejakmu jelas tergambar
pada dinding retak di pelupuk mataku.
Coba katakan pada luka
gemulaimu adalah sakit tak terkata pada rasa.
Atau engkau mungkin enggan berbaku sapa.

Kisahku tersandung bebatuan catatan hidupmu
yang terserak pada kelam,
jejakpun tenggelam.

Cobalah kau urai gemeretak rasa yang tertindih senyap,

luka ini sunyi

Sejenak laraku terhujam pada senyummu,
gelisah pada lampu jalanan tersaput temaram,
mungkin detak gundah bersabung
di linang pelupuk mata,

luka ini kembali sunyi
atau engkau mungkin enggan berbagi…


Karanganom, akhir agustus 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUJAN PAGI

 hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...