Aku sering kehilangan kekasih pada malam
yang menyembunyikannya pada ruangruang tak bernama,
lalu apakah dikau masih kusebut kekasih
jika waktu tak pernah henti mematahkan rinduku:
waktu belum berkata padaku sampai kapan
dia menyembunyikanmu dalam ruang hampa rasa
dan menyandera pendarpendar renjanaku
di sudutsudut gelap
Jika kepadaku dia bilang
mestinya selesai rinai kekasihku melenggang hilang
O duhai, malam telah lama menjadi jahanam bagiku!
merenggut kekasihku tanpa ampun dari tumpukan inginku
dan menyandera harapku dalam istana debu
tahukan engkau betapa aku tlah kenakan
busana cinta untukmu?
Duhai,
ini malam menawarkan rajam pada tiap titik ruang
menghadirkan repih pada tiaptiap serpih rasa
masihkah engkau kekasih
ketika tanggal satu per satu daun rindu?
Duhai kekasih,
pernah kulihat seleret berpendar dari bola matamu
menyembunyikan kulum yang kau hujamkan
pada telaga yang menyambut sambil berbuncah
aku tergugu
tak lagi sekedar malamku menjadi jahanam
siangku telah pula merajam
Yogyakarta, 26 Agustus 2011
Ilustrasi gambar adalah lukisan karya Lim Sahih
tidak ada judulnya
Tidak digunakan untuk tujuan komersial
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Jumat, 26 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
it's already late, my love the dusk is left behind you find no more songs of birds so soft let's set courses in the hallows of mi...
-
the morning comes and caresses your face and I hold your name along my days I swear to the sun of the love I slipped in your dream I di...
-
Baru saja terlempar dari balik jendela selembar tisu tergolek di tanah basah jelaga mata tlah terbuang secuil gelisah pada patahnya Gem...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar