Engkau melucu pada dunia yang tengah gagap karena geriap hasrat yang belum pernah lengkap,
sementara beribu mimpi disekitarmu menantang rengkuhan pada pijar matamu.
Coba gosok lebih dalam gigimu, anakku,
tapi jangan sampai mengalir darah dari luka semesta yang ingin menciummu;
maka gigimu akan semakin memutih
menguliti jiwa dan tubuh kami yang tlah tebal oleh kutukan debu keinginan.
Di salah satu gigi mungilmu ada sepotong bercak, mungkin sisa
potongan tahu atau yang lain yang dibuang
oleh bayangan kelam di sudut taman rumput yang kemarin kita injak
dengan gembira.
Aih, luapan dunia pada raut wajahmu melenaku dalam sayap-sayap kemurnianmu, Langitku.
Jogja, akhir agustus 2010
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Senin, 23 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
it's already late, my love the dusk is left behind you find no more songs of birds so soft let's set courses in the hallows of mi...
-
the morning comes and caresses your face and I hold your name along my days I swear to the sun of the love I slipped in your dream I di...
-
Baru saja terlempar dari balik jendela selembar tisu tergolek di tanah basah jelaga mata tlah terbuang secuil gelisah pada patahnya Gem...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar