Mbakyu, siang ini hujan
mengguyuri dadaku
runtuhnya tutulkan titik2 bersambung
menggambar sketsa rautmu
Mbakyu, siang ini dingin
gigilnya susuri tubuhku
mengeja namamu
bersama lenguh ilalang
dan gericik air sungai
hujankah di sana
sebab kutitipkan rindu
di setiap rintiknya
Kaki Merapi, 28 Des '14
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Jumat, 27 Desember 2019
Senin, 16 September 2019
Kemudian
kemudian angin berhambur
membisikkan kabar kabar baru padaku
membuka mata hatiku
yang dulu nyaris memujamu
kemudian aku terhenyak oleh keluguanku
yang nyaris pula membatu
sebab kabar utama telah diam
oleh para iblis yang mengangkangi
kekuasaan
kekayaan
kedigdayaan
siapa bisa menahan bisik angin
ia merasuki nadi
mengalir dalam darah
dan mengetuki hati
mereka yang masih punya nurani
kemudian angin berbisik kepadaku
berjaga-jagalah
berjaga-jagalah
tegarlah dengan nuranimu
meski membanjir berita yang direka
sebab pencuri tidak pernah permisi
kemudian aku berseru kepada angin
menyebarlah
menyebarlah
Jogja, 17 September 2016
membisikkan kabar kabar baru padaku
membuka mata hatiku
yang dulu nyaris memujamu
kemudian aku terhenyak oleh keluguanku
yang nyaris pula membatu
sebab kabar utama telah diam
oleh para iblis yang mengangkangi
kekuasaan
kekayaan
kedigdayaan
siapa bisa menahan bisik angin
ia merasuki nadi
mengalir dalam darah
dan mengetuki hati
mereka yang masih punya nurani
kemudian angin berbisik kepadaku
berjaga-jagalah
berjaga-jagalah
tegarlah dengan nuranimu
meski membanjir berita yang direka
sebab pencuri tidak pernah permisi
kemudian aku berseru kepada angin
menyebarlah
menyebarlah
Jogja, 17 September 2016
Sabtu, 29 Juni 2019
Doa
yaa Allah, sujudku di legam malam
adalah bulir bulir sesak di hampar sajadah
berapa firman dan kasihMu sudah aku tikam
kujadikan guratan yang menyanyikan gelisah
yaa Rabbi, aku bermunajat dengan langkah kelu
sebab berat aku berpaling dari nikmat maksiat
maka waktu menyusupkan ribuan sembilu
dan doa doaku meregang sekarat
ijinkan aku di tengah puasaku menggambar
dengan tinta dahaga di kelindan nurani
agar terang benderang ampunanMu terhampar
dan sujutku bertalu tanpa henti
yaa Allah, lepaskan noda yang masih membekas
dan doa doa rinduku tak lagi bias
Yogyakarta, 12 Mei 2019
*dalam Antologi SKS "Dunia Tanpa Koma"
adalah bulir bulir sesak di hampar sajadah
berapa firman dan kasihMu sudah aku tikam
kujadikan guratan yang menyanyikan gelisah
yaa Rabbi, aku bermunajat dengan langkah kelu
sebab berat aku berpaling dari nikmat maksiat
maka waktu menyusupkan ribuan sembilu
dan doa doaku meregang sekarat
ijinkan aku di tengah puasaku menggambar
dengan tinta dahaga di kelindan nurani
agar terang benderang ampunanMu terhampar
dan sujutku bertalu tanpa henti
yaa Allah, lepaskan noda yang masih membekas
dan doa doa rinduku tak lagi bias
Yogyakarta, 12 Mei 2019
*dalam Antologi SKS "Dunia Tanpa Koma"
Aku Berpuasa
puasaku mendaki tebing
dan keringat melelehkan darah hitam
di jedanya jiwa terombang-ambing
doa doa melegam dalam
perjalanan dengan tikungan dosa
di curam tebing segala rupa
puasaku menunggang ombak laut
dan aku tercabik-cabik percik buih
debur menderaku segera bertelut
liuk tubuh gontai membasahkan perih
aku dihempas gemuruh agar mencair
sehingga tobatku tak lagi fakir
di puncak tebing dan di pantai harapan
aku berpuasa melebur sejarah beban
12 Mei 2019
dan keringat melelehkan darah hitam
di jedanya jiwa terombang-ambing
doa doa melegam dalam
perjalanan dengan tikungan dosa
di curam tebing segala rupa
puasaku menunggang ombak laut
dan aku tercabik-cabik percik buih
debur menderaku segera bertelut
liuk tubuh gontai membasahkan perih
aku dihempas gemuruh agar mencair
sehingga tobatku tak lagi fakir
di puncak tebing dan di pantai harapan
aku berpuasa melebur sejarah beban
12 Mei 2019
Jumat, 28 Juni 2019
Pecundang
pecundang digerakkan dalang
mengangkang memberakkan borok bernanah di tanah rakyat
tahta bermahkota ulat dusta
menggerogoti harta bangsa
pesta para pecundang
adalah hura hura di atas luka jelata
menenggak darah negri
merencah nadi Pertiwi
banjir air mata akan menjelma riuh air bah
melangit dan menjadi hujan perih
kalian menantang angkara doa doa jelata
maka akan kalian jemput bara
menggulung nafas kalian
dan mencampakkan kalian
pada kematian yang nestapa
usai sudah pesta
berkelindan dusta dan sandiwara
para pecundang yang menang
bersalin rupa penuh jelaga
karena luka luka bangsa
Jogja, 29 Juni 2019
mengangkang memberakkan borok bernanah di tanah rakyat
tahta bermahkota ulat dusta
menggerogoti harta bangsa
pesta para pecundang
adalah hura hura di atas luka jelata
menenggak darah negri
merencah nadi Pertiwi
banjir air mata akan menjelma riuh air bah
melangit dan menjadi hujan perih
kalian menantang angkara doa doa jelata
maka akan kalian jemput bara
menggulung nafas kalian
dan mencampakkan kalian
pada kematian yang nestapa
usai sudah pesta
berkelindan dusta dan sandiwara
para pecundang yang menang
bersalin rupa penuh jelaga
karena luka luka bangsa
Jogja, 29 Juni 2019
Luka Bangsa
ini negri berhujan serapah
sebab dikangkangi para bedebah
ini negri telah mereka tikam
dengan kolusi
lahirkan generasi tanpa hati
mereka bicara kejujuran
sambil membungkus kecurangan
dengan parfum wangi peradilan
tahta bermahkota dusta
luka bangsa semakin menganga
Jogja, 28 Juni 2019
sebab dikangkangi para bedebah
ini negri telah mereka tikam
dengan kolusi
lahirkan generasi tanpa hati
mereka bicara kejujuran
sambil membungkus kecurangan
dengan parfum wangi peradilan
tahta bermahkota dusta
luka bangsa semakin menganga
Jogja, 28 Juni 2019
Pesta Telah Usai
pesta telah usai
sisakan sengat aroma bangkai
piring pecah berantakan
sesak udara oleh nafas berangasan
pesta sudah berakhir
melenggang lagi si pandir
pat gulipat dengan konglomerat
lewat hutang yang makin mengikat
tertawa kalian
luka bak cendawan di musim hujan
menghiasi negri
Jogja, 28 Juni 2019
sisakan sengat aroma bangkai
piring pecah berantakan
sesak udara oleh nafas berangasan
pesta sudah berakhir
melenggang lagi si pandir
pat gulipat dengan konglomerat
lewat hutang yang makin mengikat
tertawa kalian
luka bak cendawan di musim hujan
menghiasi negri
Jogja, 28 Juni 2019
Selasa, 01 Januari 2019
Rain
now heaven has the rain to share
the aroma of anxiety fills the air
soon words of hell pour this land
as the arena of wordy fists on hand
and black Mambas reign many hearts
venomous disputes flood the country parts
a dimming sun
over dreary days
whoever learns the history
shall bend towards virtue
to the ravine shall agony be empty
and to this land does peace subdue
but I smell thunder rain in people's eyes
a paradox to the rulers' sweet words
will there be more lies
and many more hearts be hurt?
this land needs to repent
or here will misery be sent
am I merely dreaming?
Jogja, 9 Nov 2018
the aroma of anxiety fills the air
soon words of hell pour this land
as the arena of wordy fists on hand
and black Mambas reign many hearts
venomous disputes flood the country parts
a dimming sun
over dreary days
whoever learns the history
shall bend towards virtue
to the ravine shall agony be empty
and to this land does peace subdue
but I smell thunder rain in people's eyes
a paradox to the rulers' sweet words
will there be more lies
and many more hearts be hurt?
this land needs to repent
or here will misery be sent
am I merely dreaming?
Jogja, 9 Nov 2018
A Wait
the morning comes
and caresses your face
and I hold your name along my days
I swear to the sun
of the love I slipped in your dream
I did it with my life at stake
cold wind keeps telling me
a hope of love is a seed of devotion
let the air slip into her heart
and whisper this along her veins
shall I wait or bury this feeling
in the sea of rain?
the morning smiles at me, whispering:
"doubt you shall not be"
then I paint her face
on my morning pane
it never fades
Jogja, 8 Nov 2018
and caresses your face
and I hold your name along my days
I swear to the sun
of the love I slipped in your dream
I did it with my life at stake
cold wind keeps telling me
a hope of love is a seed of devotion
let the air slip into her heart
and whisper this along her veins
shall I wait or bury this feeling
in the sea of rain?
the morning smiles at me, whispering:
"doubt you shall not be"
then I paint her face
on my morning pane
it never fades
Jogja, 8 Nov 2018
Of Losing You
and thorny breeze slipped
through my heart
this winter froze my blood
I knocked the door of warmness
and to me came emptiness
should I stay in stillness will
while in veins did this desire sail?
so look at me
look at my thrilling body
and listen to my fading voice
the seed of love once you dropped
now kills me bit by bit
of losing you
Jogja, 7 Nov 2018
through my heart
this winter froze my blood
I knocked the door of warmness
and to me came emptiness
should I stay in stillness will
while in veins did this desire sail?
so look at me
look at my thrilling body
and listen to my fading voice
the seed of love once you dropped
now kills me bit by bit
of losing you
Jogja, 7 Nov 2018
Langganan:
Postingan (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
it's already late, my love the dusk is left behind you find no more songs of birds so soft let's set courses in the hallows of mi...
-
the morning comes and caresses your face and I hold your name along my days I swear to the sun of the love I slipped in your dream I di...
-
Baru saja terlempar dari balik jendela selembar tisu tergolek di tanah basah jelaga mata tlah terbuang secuil gelisah pada patahnya Gem...