yang terhampar di antara engkau dan aku
sering kau maknai sebagai waktu
sebagai jarak
sebagai ruang
seperti pagi pada malam
yang harus melewati senja
seperti embun pada sengat matahari
yang harus hadirkan kicau burung burung
bukan
bukan seperti itu
bukan demikian
engkau dan aku
dan kisah yang kita wiru*
adalah perjalanan dengan pelangi catatan kaki
jadi, masih perlukan kita bincangkan lagi
ruang, waktu, dan jarak?
bukankah sudah luluh semua dalam pertautan mata kita?
rindu yang kau selipkan di aroma bantal gulingku
dan hasrat yang tumpah di sajak bisu
telah menjadi ngilu yang demikian syahdu
masih aku punguti sisa bincang semalam
agar yang terhampar semakin pudar
tapi dingin telah menjadi saksi
bahwa sunyi yang kita tancapkan pada janji
tak lagi bisu
yang terhampar di antara engkau dan aku
adalah sebuah ketika yang riuh warna
juga jelaga
sebuah ketika
sempurna cerita
Kaki Merapi, 20 April 2016
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Selasa, 19 April 2016
Kamis, 14 April 2016
Paradoks Umur
tanggal satu demi satu daun waktu
dalam tubuhmu
sisakan kesegaran yang mengokoh
sekaligus melayu
paradoks keberadaan di antara ketiadaan
maka belajarlah merunduk
di situ makna hidupmu tersajikan
serupa rinai hadirkan pelangi di ufuk
dan matahari merengkuh keduanya
jejak langkah adalah liuk
tarian angsa
menuju senja
bersama segala warna
sedang catatan hidup adalah keabadian
maka torehkan tinta rasa terdalam
hingga pelangi dan tarian angsa
menjadi yang tersisa dari seluruh kenangan
Kaki Merapi 5 Maret 2016
dalam tubuhmu
sisakan kesegaran yang mengokoh
sekaligus melayu
paradoks keberadaan di antara ketiadaan
maka belajarlah merunduk
di situ makna hidupmu tersajikan
serupa rinai hadirkan pelangi di ufuk
dan matahari merengkuh keduanya
jejak langkah adalah liuk
tarian angsa
menuju senja
bersama segala warna
sedang catatan hidup adalah keabadian
maka torehkan tinta rasa terdalam
hingga pelangi dan tarian angsa
menjadi yang tersisa dari seluruh kenangan
Kaki Merapi 5 Maret 2016
Rabu, 30 Maret 2016
Bunga Untuk GDI
kukirim bunga untuk seluruh anggota GDI
warna warni mengukir sendratari hati
liuk gendhing swargaloka
dewa dewi dan seluruh jelata
kukirim bunga kemari
seperti hujan mengirim basah pada kerontang musim
seperti kilau embun mengantar temaram pergi
bunga paling wangi di taman imaji
untuk GDI
kukirim bunga
menjadi penanda
luka bukan segalanya
Kaki Merapi 29 Maret 2016
warna warni mengukir sendratari hati
liuk gendhing swargaloka
dewa dewi dan seluruh jelata
kukirim bunga kemari
seperti hujan mengirim basah pada kerontang musim
seperti kilau embun mengantar temaram pergi
bunga paling wangi di taman imaji
untuk GDI
kukirim bunga
menjadi penanda
luka bukan segalanya
Kaki Merapi 29 Maret 2016
Mawar Hitam
setangkai mawar untukmu
merah demikian mendalam
sisakan hitam
hingga menelan bayang kita
kau dan aku
dan segenap catatan kita
di sisi mana lagi musti aku gurat
setiap noktah menjadi serpih buluh
menyusupi dinding jantung
meneteskan merah di setiap perbincangan
di palung mawar ini
kutancapkan kata-katamu
tonggak sembilu tanpa waktu
kusimpan erat pendar tatapmu
yang membakar mimpiku
dan kusembunyikan catatan ingatan
sejarah anggur yang telah bisu
di palung mawar hitam ini
ucapmu tak lebih daripada ilusi
dan kepadamu
sunyi kutempa menjadi belati
Kaki Merapi 29 Maret 2016
merah demikian mendalam
sisakan hitam
hingga menelan bayang kita
kau dan aku
dan segenap catatan kita
di sisi mana lagi musti aku gurat
setiap noktah menjadi serpih buluh
menyusupi dinding jantung
meneteskan merah di setiap perbincangan
di palung mawar ini
kutancapkan kata-katamu
tonggak sembilu tanpa waktu
kusimpan erat pendar tatapmu
yang membakar mimpiku
dan kusembunyikan catatan ingatan
sejarah anggur yang telah bisu
di palung mawar hitam ini
ucapmu tak lebih daripada ilusi
dan kepadamu
sunyi kutempa menjadi belati
Kaki Merapi 29 Maret 2016
GDI
di muara sungai ini kita bertemu
melalui liuk perjalanan dari berbagai hulu
di segenap penjuru
sudah pula garis alam setiap kepala membawa beda
di situ sejatinya letak peraduan segala rasa
di situ juga tungku menyala
mematangkan jiwa jiwa kembara
bukan untuk mengeja perih
serupa jerit peluit memanggil sunyi
bukan pula ajang untuk membakar hangus
liuk perjalanan yang telah mangkus
di panggung pedalangan nir rupa
kelir dan pelepah melembah untuk manembah
dan para wayang bersilih peran
bukan untuk sang dalang bisa sesorah
hingga pentas berderak menawarkan resah
yang tak hendak sudah
apa yang mau dicari
sudah penuh bukan dengan ilmu mumpuni?
yang tentu tidak untuk bermegah diri
mungkin sudah pada lupa
ketika telunjuk menudingkan dengki
ke dada sendiri empat jari hujamkan benci
tak perlu lagi bertanya siapa memulai
tapi buktikan, siapa punya nyali mengakhiri
riuh pertikaian yang menjadi jadi
ia yang bertindak mengakhiri
layak disebut yang sejati
dan ia yang berkelit di balik rimbun kata
tak lain adalah jiwa yang merana
Kaki Merapi 18 Maret 2016
melalui liuk perjalanan dari berbagai hulu
di segenap penjuru
sudah pula garis alam setiap kepala membawa beda
di situ sejatinya letak peraduan segala rasa
di situ juga tungku menyala
mematangkan jiwa jiwa kembara
bukan untuk mengeja perih
serupa jerit peluit memanggil sunyi
bukan pula ajang untuk membakar hangus
liuk perjalanan yang telah mangkus
di panggung pedalangan nir rupa
kelir dan pelepah melembah untuk manembah
dan para wayang bersilih peran
bukan untuk sang dalang bisa sesorah
hingga pentas berderak menawarkan resah
yang tak hendak sudah
apa yang mau dicari
sudah penuh bukan dengan ilmu mumpuni?
yang tentu tidak untuk bermegah diri
mungkin sudah pada lupa
ketika telunjuk menudingkan dengki
ke dada sendiri empat jari hujamkan benci
tak perlu lagi bertanya siapa memulai
tapi buktikan, siapa punya nyali mengakhiri
riuh pertikaian yang menjadi jadi
ia yang bertindak mengakhiri
layak disebut yang sejati
dan ia yang berkelit di balik rimbun kata
tak lain adalah jiwa yang merana
Kaki Merapi 18 Maret 2016
Lukamu Bukan Lukaku
kalian kata kami terluka
sebab kami bicara berbeda
sebab mata kami lebih terbuka
pada perih setiap hari
sesungguhnya luka itu di jantung kalian
pada jurang dan malam kalian sembunyikan
agar tak tercuri angin dan dikabarkan dedaunan
dan menjadi mala tak terperikan
sudah terlanjur topeng tanpa lubang
kalian sematkan di wajah
demi harga diri dan keyakinan
maka kata kata dipermainkan
demi menambal luka luka baru tak terhentikan
mungkin juga kalian lebih suka berdiri
tengadah di pucuk keyakinan membuta
dan tak lagi peduli
yang terjadi setiap hari di bawah kaki
aih, pada kata kata
pada jurang dan kelam malam
kalian sembunyikan luka menganga
Kaki Merapi 26 Maret 2016
sebab kami bicara berbeda
sebab mata kami lebih terbuka
pada perih setiap hari
sesungguhnya luka itu di jantung kalian
pada jurang dan malam kalian sembunyikan
agar tak tercuri angin dan dikabarkan dedaunan
dan menjadi mala tak terperikan
sudah terlanjur topeng tanpa lubang
kalian sematkan di wajah
demi harga diri dan keyakinan
maka kata kata dipermainkan
demi menambal luka luka baru tak terhentikan
mungkin juga kalian lebih suka berdiri
tengadah di pucuk keyakinan membuta
dan tak lagi peduli
yang terjadi setiap hari di bawah kaki
aih, pada kata kata
pada jurang dan kelam malam
kalian sembunyikan luka menganga
Kaki Merapi 26 Maret 2016
Kamis, 10 Maret 2016
KUCING GARONG
kucing garong diam di sudut selokan
bau busuk bangkai bangkai berserakan
ada bangkai tikus dengan dasi lekat di tulang
ada bangkai ayam dengan pita pita menawan
sebagian masih tersengal kelojotan
bau busuk bangkai bangkai berserakan
ada bangkai tikus dengan dasi lekat di tulang
ada bangkai ayam dengan pita pita menawan
sebagian masih tersengal kelojotan
kucing garong jalan jalan di selokan
mampir dia di senayan
menduduki kursi kursi mewah para raja jadi-jadian
kemudian melompat, melenting di puncak terpenting
negri yang tak pernah lagi hening
mampir dia di senayan
menduduki kursi kursi mewah para raja jadi-jadian
kemudian melompat, melenting di puncak terpenting
negri yang tak pernah lagi hening
kucing garong diam di sudut selokan
semua kursi dan posisi sudah dalam genggaman
semua gedung hingga senayan dan istana sudah di tangan
siapa yang bisa melawan kucing garong
sedang anjing anjing paling ganas pun
di depannya hanya bisa bengong, ompong
oleh kursi kursi empuk yang sesunggunya kosong
haiyaa, dia kucing garong, garongnya kucing
mana mungkin malu malu kucing
semua kursi dan posisi sudah dalam genggaman
semua gedung hingga senayan dan istana sudah di tangan
siapa yang bisa melawan kucing garong
sedang anjing anjing paling ganas pun
di depannya hanya bisa bengong, ompong
oleh kursi kursi empuk yang sesunggunya kosong
haiyaa, dia kucing garong, garongnya kucing
mana mungkin malu malu kucing
kucing garong diam di sudut selokan
hari ini, makan siapa lagi tuan?
hari ini, makan siapa lagi tuan?
kaki merapi 09 Feb 2016
Langganan:
Postingan (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
it's already late, my love the dusk is left behind you find no more songs of birds so soft let's set courses in the hallows of mi...
-
the morning comes and caresses your face and I hold your name along my days I swear to the sun of the love I slipped in your dream I di...
-
Baru saja terlempar dari balik jendela selembar tisu tergolek di tanah basah jelaga mata tlah terbuang secuil gelisah pada patahnya Gem...