Rabu, 28 September 2011

Masih Kubaca Catatan Tanah Ini

Masih kubaca jejak catatan tanah ini
genang nanah dan sedu tangis membayangi rintih negri
perutperut menantang dengan tulang dada terpanggang
di emperemper toko, di trotoar, di perempatan jalan
di kolong jembatan, di pinggir kali, di gubukgubuk berdempetan
seperti ikan asin dalam terik jemuran
bersanding perutperut menantang penuh gajih bergoyang
di pusat perbelanjaan, di hotel mewah, di gedung pencakar langit
di restoran, di layar televisi

Masih kubaca catatan hari ini negri ini
genang darah dan jerit ngeri membungkam retorika basi
tubuhtubuh berceceran, berjuta lalat hinggap merubung luka
dentum ideologi buta meledak di manamana
sedang di gedung megah katakata berserakan kehilangan makna
menebar pesona saling berebut menggagahi kuasa
dan menghisap tandas para jelata

Masih kubaca berita negri ini
Aku pingsan berdiri


Yogyakarta, 29 September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUJAN PAGI

 hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...