Minggu, 20 November 2011

Sembilu Abadi

Mungkin kau tak mengingatnya lagi
gemeretak pikuk yang pernah kita titi
hiruk penuh liuk
pergumulan rasa menorehkan catatan pada udara yang kita hirup
sebagian kutanam di bebatuan agar tetap abadi

mungkin kau tak lagi tahu
bahwa kelam melumurkan sajaksajak ngilu
ketika persetubuhan hujan lentikkan deru
ada yang memantik dari gerai rambutmu
ada yang mengusik dari geriap tubuhmu

bawakan setangkup duka yang dulu pernah menghias doa
biar kuiris jerami memori dan kutebar di rerumputan basah
tempat persetubuhan basah
:karam

pernah kubawa denting hati
angin tlah mencurinya dan mengalunkan
di dindingdinding jurang
gaungnya adalah koyak hasrat, cinta sia
pernah kukemas kerling rindu dari sudut yang paling relung
burungburung menyergap dan menghujamkan pada kelam
burainya adalah serpih luka

getar ini sembilu abadi


Kaki Merapi, 21 November 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUJAN PAGI

 hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...