Kemarin kita bertemu, masih kukenali wajahmu.
tapi, benar kaukah itu? jasmu licin berkilat,
berbahan kain yang mungkin permeter tak terbeli gajiku sebulan
sepatumu sungguh berkilau
rasanya bisa untuk ku bercermin
rambutmu tak lagi ikal
ntah minyak apa yang mampu melurus licinkannya
Belum sempat kubuka mulutku
kau tlah menyapaku dengan suara baritonmu
yang khas
senyum lebar dan sorot mata hangat
jabat tangan erat bersahabat
kaupun tak segan berakrab dengan orangorang yang menyapamu
kau memang kawanku yang dulu
sidangsidang, talkshow, seremoniseremoni
rupanya tak kuasa menembus dinding idealisme
yang dulu kukuh di dadamu
"kau hebat kawan, tetap lembah manah
pada orangorang pinggiran" kataku
"karena mereka sumber uang tak terbatas,
proyek madu untuk hidup sepertiku ini" tukasmu
Aih...
Kaki Merapi, 16 November 2011
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Rabu, 16 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
it's already late, my love the dusk is left behind you find no more songs of birds so soft let's set courses in the hallows of mi...
-
the morning comes and caresses your face and I hold your name along my days I swear to the sun of the love I slipped in your dream I di...
-
Baru saja terlempar dari balik jendela selembar tisu tergolek di tanah basah jelaga mata tlah terbuang secuil gelisah pada patahnya Gem...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar