Rabu, 01 Desember 2010

Di Selasar Mimpi

Remukkan hatiku
seperti kala kau luruhkan kuncup angan
terkulai layu
sebilah katamu adalah bulir-bulir pasir
berderak di relungku

Di simpang itu hadirmu menyapaku
tiba-tiba matahari enggan berbagi dengan senja
aku tergagap dan kelu
luruh pada kemilau lembut pesonamu

Waktu adalah panah membelah udara
di sana, di selasar mimpi kau berdiri
membawa setangkup mawar berhias belati
yang harus kusematkan di dasar hatiku
yang paling sembunyi
engkau hadir sebagai bunga
dengan sari yang tlah terbagi

Puisi kita robek dan terburai
oleh belati sunyi


Lereng Merapi, awal Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUJAN PAGI

 hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...