Minggu, 19 September 2010

SENDIRI


Mari, mari,
peluklah malam agar hangat hatimu
dan tak sendiri diammu
lepaskan bebanmu dan kosongkan dirimu
biarkan dedaunan memberi semilir desau
angin pada hasratmu yang kelu.

Mari, mari,
reguklah embun yang menanti di ujung relung
agar menari desir darahmu
dan berpendar matamu
biarkan rembulan membelai kusut rambutmu
dan merapikannya di dasar hatimu.

Mari, mari,
rebahkan tubuhmu pada angin
dan biarkan sembilu mencecapmu
hingga kau rasakan keriuhan sepi
dan gigil malam yang mematuk jantungmu.

Mari, mari,
tak ada lagi yang perlu ditunggu
semuanya tlah lumer dalam tungku penantianmu.

Lereng Merapi, jelang akhir September 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUJAN PAGI

 hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...