Selasa, 25 Februari 2014

Risalah Waktu

Waktu telah mencatat, tetap mencatat, dan terus mencatat setiap titik harap dan rasa, seperti angin yang setia menyapa selepas hujan. Demikian kurisalahkan di jengkal-jengkal jalanan, catatan harian yang kutitipkan pada malam. Di sana ada aroma tubuhmu yang merebahkan pelangi di tiap pagiku. Alam tak mengijinkan untuk lapuk, meski hujan mungkin akan pernah mencucukkan jarum di sudut pori...

Kaki Merapi, 7 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUJAN PAGI

 hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...