Selasa, 12 Oktober 2010

Meregang Nyawa

Jutaan kubik air bumi menyalami kota-kota
jutaan kubik air menetes dari raut muka
antar moda tak lagi tahu waktu dan arah dituju
menumpahkan banjir merah putih
dan jerit membahana kelu

Bumi menari liar
karena kita bermusik dan berdendang sumbang,
Matahari menyorotkan angkara
karena kita menantang murka,
meremah sudah batas siang dan malam
dalam setiap langkah yang semakin kejam

Kata-kata adalah nyata
dan tindakan adalah maya
tak ada lagi tempat untuk meletakkan percaya
tinggal waktu tersisa meregang nyawa.


Karanganom, Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUJAN PAGI

 hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...