kau tahu, tiap kali kujelang peraduan
seperti gerimis pertama di tanah kering
aromamu selalu memenuhi nafasku
hingga aku enggan bertemu pagi
kau tahu, tiap kali kureguk kopi di pagi hari
tatapmu mengalirkan hangat di dadaku
maka kusesap satu demi satu
agar tak tercuri oleh gigil pagi
kau tahu,
meski sudah kugali kata kata
kepadamu, ya selalu kepadamu
puisiku kelu mati gaya
Jogja, 07 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar