kekasih, banyak orang bicara tentang dirimu
sudah berapa ribu liter tinta mengalir
dan terus mengalir
mengabadikan huruf-hurufmu
penuh benci, hujat, dan caci maki
kutulis sajak ini dari balik jeruji
menjadi penanda bahwa detak nadi tak
pernah berhenti untukmu
di lorong-lorong gang
di pinggiran dan perempatan jalan
di toko-toko dan supermarket
di kantor pemerintah dan istana
apalagi di gedung DPR
bahkan di sekolah-sekolah
dari SD sampai perguruan tinggi
tak ada denyut yang tak merinduimu
menyapamu, bahkan menggelutimu
lihat siapa yang sedang bergolek di sana
dijentikkan jarinya, negri ini demam berkepanjangan
demi cintanya kepadamu ia meringkuk
di balik terali ungu
kutulis sajak ini dari balik jeruji
sambil menyeruput kopi pagi yang disajikan penjaga tadi
kutulis sajak ini dari balik jeruji
sambil menyeruput kopi pagi yang disajikan penjaga tadi
sepertinya ini kopi Sidikalang yang
terkenal nikmat itu
lihat kekasih, untukmu aku tinggal
di sini
dengan kopi tiap hari
sambil menulis puisi
ahh, siapa bilang korupsi adalah
aib
adalah hina
adalah kusta
sepertinya mereka perlu benggala
bukan sekedar secuil kaca
Yogya, Mei 2014