Rabu, 08 Desember 2010

A Sonnet of Rain


The pouring rain makes the ground wet
my thought flies to forbidden heaven banquet
and we transgress the beauty of gloom
cracking the doors of the forbidden room
A cup of venom wine on trembling hands
waiting for the passions to make it end
Our senses, the fakest dream, rolled up and down
and sins were dancing on us on and on
I left the chapter, drowned into another
like stranded water searching its way out
creeping tiny cracks, crawling over my soul.
The rain draws faces like snow in winter
then I need silence dagger to tear them out
and break this scattered faith into one pole.



Lereng Merapi, December 2010

Adakah ...

Adakah rindumu sehebat rinduku
yang mengguncang seluruh sendi dan
membangunkan getar pada setiap bulu
tubuhku
Adakah rindumu sekelam rinduku
yang mampu menutup senyum rembulan
pada pucuk-pucuk dedaunan
Aku merindumu
seperti nelayan menyambut musin ikan
seperti petani bergegas pada padi-padi bunting
seperti singa lapar di kerumunan kijang
Adakah rindumu memadu rinduku
seperti bunga menyambut datangnya kumbang
yang ’kan menghisap habis serbuk sari
seperti embun menyambut sapa matahari
dan melebur bersama angin
Aku merindumu
seperti sejuta seperti
tanpa henti ...


Lereng Merapi, awal December 2010