Di mimpi jalan itu bersimpang jiwaku merengkuhmu
seperti derai potongan kertas tertabur;
luruhku sampirkan kata mantra
lewat jerit malam yang senyap.
Usapkan tanganmu membakar hangus
kerak jiwa yang tak lekang oleh lidah matahari;
sapakan nafasmu mengoyak labirin senja hati,
guratkan diammu pada kelu dada dalam senyap yang rapuh,
karna tlah tertikam hidup oleh belati sunyi,
dan tertusuk mati oleh duri-duri mimpi.
Tlah datang tarian anak-anak telanjang di bawah hujan
mengangsurkan nyanyian angsa di empang surga;
lunglaikan aku dalam rengkuh desahmu,
luruhkan aku dalam dekap nafasmu
agar tegak kembali tiang doa yang lama terkulai
…
Lereng Merapi, awal agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar