Waktu
telah mencatat, tetap mencatat, dan terus mencatat setiap titik harap
dan rasa, seperti angin yang setia menyapa selepas hujan. Demikian
kurisalahkan di jengkal-jengkal jalanan, catatan harian yang kutitipkan
pada malam. Di sana ada aroma tubuhmu yang merebahkan pelangi di tiap
pagiku. Alam tak mengijinkan untuk lapuk, meski hujan mungkin akan
pernah mencucukkan jarum di sudut pori...
Kaki Merapi, 7 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar