Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Minggu, 19 September 2010
AIRMATA
Sudah yakinkah kau dengan air matamu
atau kaupun ingin aku berdansa dengan ngiluku?
Sedang kembangpun tak berdaya saat dipetik,
kupaku dinding hingga memerah tetes hatiku.
Jadi begini akhirnya
sementara adonan rasa masih bergumpal di sana-sini
air matamu dan ngiluku hanyalah gemetar daun
yang merontok dari tangkainya
Jangan lagi berpuisi
enyahkan dari hatimu dendang dawai
agar air mata tak lagi mengalirkan ngilu;
mari kita bercerita merajut kain baru
tanpa perlu melanjutkan renda yang telah koyak.
Berikan senyum pada air matamu
akan kupetik daun basah
agar dingin hati kita yang merah.
Yogyakarta, medio September 2010.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
dan karma itu menumpahkan hujan pada renjana yang membara lalu kita guratkan janji pada lenguh paling pagi jarak telah menjadi pencuri aku ...
-
Lalu waktu bergegas gegas seperti cemas yang sedang berkemas siapa yang telah menggenggam rindu pucuk pucuk rumput mendadak layu di batas...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar