Minggu, 19 September 2010

AIRMATA


Sudah yakinkah kau dengan air matamu
atau kaupun ingin aku berdansa dengan ngiluku?
Sedang kembangpun tak berdaya saat dipetik,
kupaku dinding hingga memerah tetes hatiku.

Jadi begini akhirnya
sementara adonan rasa masih bergumpal di sana-sini
air matamu dan ngiluku hanyalah gemetar daun
yang merontok dari tangkainya

Jangan lagi berpuisi
enyahkan dari hatimu dendang dawai
agar air mata tak lagi mengalirkan ngilu;
mari kita bercerita merajut kain baru
tanpa perlu melanjutkan renda yang telah koyak.

Berikan senyum pada air matamu
akan kupetik daun basah
agar dingin hati kita yang merah.


Yogyakarta, medio September 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar