Sabtu, 14 Agustus 2010

Terkapar

Tawarmu desirkan darah
melintas ganas sungai rimba raya
membawa hanyut sampah ranting dedaunan
bahkan segala ikan cacing binatang air
menetesi sulur-sulur merambati perut bumi
merejam kehendak ibu bumi
menggapai panas matahari

Haruskah aku terkapar?

Jogja, Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar