Apa yang bisa kau beri
sementara bisamu hanya meminta?
apa yang bisa kau rubah
sementara bisamu hanya mengikuti?
Sudah kau hambur jutaan kata kosong
dan kau bangun ribuan mimpi
tapi kami berabad-abad masih begini
Kini kau datang lagi
merasuki jiwa kami dengan janji bertabur mimpi
dengan senyum iblis memukau hati
dengan jubah domba berliur srigala
dengan sisik emas bermulut buaya.
Kami yang tergusur hancur …
Kami yang terkapar lapar …
Kami yang terkerat sekarat …
Kami yang meregang berjuang …
tak mampu berbuat, hanya diam di tempat
terjerat …
Kami kini tak punya apa-apa lagi
Kami tak lagi bisa beri
Kami hanya punya mimpi yang tak pernah kau penuhi
Kami hanya simpan janji yang selalu kau ingkari
Kami hanya hidup begini, dan kau tak pernah perduli
Kini, haruskah kami gadai suara
hanya untuk jubah domba
hanya untuk seringai srigala
hanya untuk mulut buaya?
Lebih baik diam
Lebih baik tak bersuara.
Karanganom, Mei 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar