Dia merencah onggok jasad tak berdaya pada meja jualan,
riuh manusia menindas senja agar tak segera berlalu,
uang dan tangan tak henti berkecupan,
beriring lenguh keluh
karna yang didapat tak lagi pernah utuh,
transaksi seperti ribuan kunang-kunang bersliweran,
harga dan barang merentang gigil gelisah,
jiwa-jiwa seperti air dijerang, mengerang,
lembaran mengerat jiwanya yang tak
sanggup merengkuh jarak gundah
karna harga yang kerap melayang.
Jogja, akhir Juli 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar