Senin, 04 April 2011

Teriak Sunyi

Dia berteriak dengan sunyi kepada sang Tiada
untuk reruntuhan rasa bersimbah darah
Tuhanku, sudah bermegah aku untuk salib
besi yang Kau sematkan di pundakku
sudah bertasbih aku untuk koyak moyak
terserak dan mulai mengerak

Kakiku menggigil oleh bara
jalan yang kutempuh setapak retak
seperti hatiku yang tak terbuat dari batu

Aku belum ingin dentangkan lonceng
meski melepuh dan berguguran
nafasku
maka kutanya engkau,
"Kemana harus kuhancurkan sesak ini
saat sandarku merapuh?"

Dia berteriak sepenuh bumi
teriak sunyi
parau pada hati


Kaki Merapi, awal April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar