Kembali hadirmu menyentuh sudut pikirku
membawa sentak pada kenangan
hati penuh darah
Sapaku padamu serupa garam pada samudera
menyisakan angin pada belantara hampa
semestinya belum kering luka renjana
Aku bergelut dengan bayang
terbentur pada dinding maya, hilang kata.
Wahai engkau yang mencengkram alamku
sekalian hujamkan aku pada cadas beku
karna doa dan sesal membatu
remuk berkerikil menggores sekujurku
Wahai engkau yang menggumpalkan hasratku
dan empu buah darahku
senyapmu hadirkan kembali bongkah sesalku
tanpa waktu…
Kaki Merapi, Februari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar