Senin, 03 Januari 2011

ENGKAU


Engkau berdiri antara langit dan bumi
terentang kedua tangan
bak menyambut alam
wajahmu penuh daki perjalanan
hidup
melelahkan
sekujur lukamu pernah membasuh
perih jiwa
tetes peluhmu pernah menggumpalkan
damba pada hati
merana


Aku tersungkur
pada tanah basah airmata
oleh berjuta doa
semata raga
Kata tobat bergulir di bibir
menguap disergap senja
jiwa
pada ujung simpang ini
tak kudapat jawab
atas tobat yang seringkali hinggap
hanya sekelebat
maka luka jiwa tak lagi sanggup mendamba surga

Engkau berdiri antara langit dan bumi
masih juga tobatku terkulai


Lereng Merapi, Januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar