Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Jumat, 17 September 2010
MASA
Dulu seperti anak panah lepas dari busur
membelah angin menghujam dalam
seperti batu karang menantang gelombang
seperti air meliuk, menerobos, dan melesakkan aral.
Dulu adalah hutan rimba memberi nafas bumi
adalah desau angin meluruhkan penat jiwa
adalah bening air melunturkan daki hati.
Dulu adalah hentakan musik berdentam di telinga
adalah puisi cinta menggelorakan darah semesta
adalah bayang yang kini menunggang
matahari di ufuk barat.
Tertumpuklah nyeri oleh revolusi bumi
melunglai sendi-sendi alam oleh gerak kemajuan
belantara buatan subur mewarnai bening air
mengoyak desah angin,
membawa geriap panas menyesak jiwa.
Dulu adalah memori kelu
berharap kini bukanlah sembilu.
Aku terpaku
luruh oleh gemerlap semu.
Yogyakarta, September 2010.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
dan karma itu menumpahkan hujan pada renjana yang membara lalu kita guratkan janji pada lenguh paling pagi jarak telah menjadi pencuri aku ...
-
Lalu waktu bergegas gegas seperti cemas yang sedang berkemas siapa yang telah menggenggam rindu pucuk pucuk rumput mendadak layu di batas...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar