di selasar rasa, ngilu bukan lagi
kisah pucuk pucuk daun
ia tereja pada basah jendela
dan batu batu mencatatnya
jejak perjalanan berbongkah permata
maka dibutuhkan belati menguliti
sebagai kawan tabuh genderang
musti ada perih mendidih
menemani geriap yang berdansa
musti ada rintih menganak sungai
agar langkah berderap menyamudera
demikian mendua menghadirkan makna
tak perlu lagi mati disergah misteri
apalagi damai berselimut mimpi.
mengalirlah, mengalirlah,
jika ada dengki
alunkan simfoni nurani
agar tak merana jiwa jiwa kembara
didekap gersang fatamorgana
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Selasa, 05 Juni 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
dan karma itu menumpahkan hujan pada renjana yang membara lalu kita guratkan janji pada lenguh paling pagi jarak telah menjadi pencuri aku ...
-
Lalu waktu bergegas gegas seperti cemas yang sedang berkemas siapa yang telah menggenggam rindu pucuk pucuk rumput mendadak layu di batas...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar