Benar katamu, resi
kenikmatan sesungguhnya hanyalah kosong
ia hanya setumpuk ingin
pada goda ingatan lalu
saat pikiran terpaku pada satu deru
bayangbayang senang menghantui
membias rasa
gumpalkan hasrat
dan begitu tercecap buah itu
nikmat memerca
runtuh pada kekosongan
melompong
Benar katamu, resi
jalan hidup bukan kenikmatan
melainkan kesadaran berproses
mencermati tiap bulir jejak bergulir
menebah serpih debu pada jendela jiwa
melaraskan kehendak dan langkah pada hening
dan luruh pada tiap prosesnya
matang pada tiap saatnya
Kenikmatan sejati menghuni ketiadaan yang ada
kosong hati yang penuh
syukur tanpa ukur
sujud jiwa dalam hampa waktu
kenikmatanku, resi
semu berbilah belati
Kaki Merapi, 2 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar