Jumat, 23 September 2011

Kelebat Rautmu Hinggap di Tiangtiang Nadiku

Kelebat rautmu hinggap di tiangtiang nadiku
memberi geriap pada bulirbulir darah
berkejaran di rimba rasa
Alun biola membawa segenap fikirku
pada masa kita berbaku asmara di tepi awan
kau kepakkan sayapmu dan tertebar kilau perca
runtuh bertabur
di tiapnya tlah kau ukir katakata rindu
karena penantian yang tak mengenal waktu

Di tiapnya ingin pula kugambar rindu
karna rentang yang tak juga mengenal waktu
tapi jemariku gemetar oleh denging harpa
mematuki tiaptiap pori kulitku dan membangunkan
tiaptiap bulu tubuh yang tak pernah mengenal pagi

Denting piano mengajakku kelana pada tiap gurat
rautmu, menyelip di antara relungnya dan melenakan
butirbutir perih seperti sajak senja
menimang anakanak burung di sarangnya

Kekasih, alunkan kembali simfoni jiwa yang merindu
agar tertuntun langkahku menuju tempat berlabuh


Kaki Merapi, 23 September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar