semisal engkau berdiri di situ, dik
dan jalanan padat oleh asap kendaraan
tetap saja aku nyalakan semangat
menyibak lalu lalang untuk mengulum senyummu
meski sekejap
semisal engkau duduk di sini, dik
kuberanikan diri menyentuh aromamu
dan menanamnya di jantungku
agar tetap bisa kukenali dirimu
ketika gulita tak lagi bisa kutolak
semisal engkau tak lagi di sini, dik
ijinkan aku mengecup kelebatmu
dan menuangkan dalam segurat puisi
supaya rindu tetap krasan tinggal di hatiku
dik,
aduh, dik...
Kaki Merapi 10 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar