duhai
tak bisa lagi kubuat pemisah
antara harap dan gelisah
sebab mereka memberi sayat yang sama di tiap bilah
sengilu senyap percik api
setiap detik menjadi jarum
mencatatkan resah sesepi goresnya
waktu tak bercerita apapun
hanya alirkan sesah dari lubang hitamnya
menjadi elang sayap patah
kucatat puisi pagi pelipur diri
bahwa rebahmu hanya sepanjang desah
bukan alir air yang tak henti membasah
cukuplah sekejap kerjap malam di lekuk tirai
duhai
pasrah semestinya buah yang kutuai
Kaki Merapi, 2 Oktober 2012
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Selasa, 02 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
dan karma itu menumpahkan hujan pada renjana yang membara lalu kita guratkan janji pada lenguh paling pagi jarak telah menjadi pencuri aku ...
-
Lalu waktu bergegas gegas seperti cemas yang sedang berkemas siapa yang telah menggenggam rindu pucuk pucuk rumput mendadak layu di batas...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar