Seketika kelu kala suaramu
membiru diburu waktu
kau sulut sebatang rokok
asap membumbung
menebar isi kepala berserakan
di kekelaman
Siapa yang mesti kau tanya
tentang jalanan yang kusam
Senja terpuruk di keranjang sampah
diangkut truk berkelok-kelok jalan tanah
dia melenguh
resah
mengharap pagi segera mengusir gelisah
Ada yang tersengal kala langkah
terjegal mimpi-mimpi terjal
dan senyum menjadi pemoles bibir senyap
Suara-suara itu terus berdenging di telinga
mengajaknya berdansa liar
dan mulut penuh busa
Jangan lagi pernah kau tanya
di mana sembunyi rasa.
Lereng Merapi, 14 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar