Jutaan kubik air bumi menyalami kota-kota
jutaan kubik air menetes dari raut muka
antar moda tak lagi tahu waktu dan arah dituju
menumpahkan banjir merah putih
dan jerit membahana kelu
Bumi menari liar
karena kita bermusik dan berdendang sumbang,
Matahari menyorotkan angkara
karena kita menantang murka,
meremah sudah batas siang dan malam
dalam setiap langkah yang semakin kejam
Kata-kata adalah nyata
dan tindakan adalah maya
tak ada lagi tempat untuk meletakkan percaya
tinggal waktu tersisa meregang nyawa.
Karanganom, Oktober 2010
Aku dan pergulatanku menyusupi celah-celah kehidupan yang membawaku dalam kembara yang tak mengenal jeda. Baru kumengerti bahwa sunyi adalah belati berkarat yang mampu membawa sekarat...
Selasa, 12 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
HUJAN PAGI
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
hujan pagi di musim kemarau dan bulir padi usai dituai aroma tanah basah dan kelepak burung sesayup daun yang kuyup menggurat rautmu di pel...
-
dan karma itu menumpahkan hujan pada renjana yang membara lalu kita guratkan janji pada lenguh paling pagi jarak telah menjadi pencuri aku ...
-
Lalu waktu bergegas gegas seperti cemas yang sedang berkemas siapa yang telah menggenggam rindu pucuk pucuk rumput mendadak layu di batas...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar